Pagi yang cerah rambatan cahaya terasa hangat di pipi. Saat aku perhatikan wajah wajah yang mulai bersemu merah mengeryitkan kening. Ayo takbir kataku sembari menyemangati. Dari jumlah dia puluh empat yang hadir sekitar tujuh belas orang. Memang dari chat wa ada yang izin karena ikut ortu dan ada juga izin karena sakit.
Barisan dari kelas satu sampai kelas enam membentuk leter "U." Di depan ada ustadz Erizal memberi arahan tentang kegiatan Tarhib Ramadhan. Harus berjalan sesuai arahan karena kita melewati jalan raya menuju jalur pejalan kaki, kata ustadz Erizal.
Saat giliran kelas empat kamipun berjalan menuju gerbang satu. Melewati beberapa anak tangga dan jalan raya kamipun menyeberang dibantu pak sulaiman dan pak datuk. Sepanjang perjalanan ada yang bersalawat dan ada yang bercerita. Semua gembira karena setelah pandemi baru pertama kali mengadakan acara bersama di luar sekolah.
Walau berjalan sambil membawa tas bekal, diantara mereka tidak ada yang mengeluh. Alika kenapa kok membawa dua dua tas. Dengan tersenyum Alika menjawab, ini tas Kinaya. Akupun melihat Kinaya yang salah tingkah. Namun tiba-tiba Alika menyerahkan tas pada Raya. Tanpa membantah Raya pun membawanya. Ya sudah biar ibu saja yang membawa kataku sambil mengambil tas Kinaya. Nggak apa-apa sambil tersenyum melihat Kinaya yang merasa bersalah.
Tak terasa kamipun sudah sampai di Taman. Deretan mobil sudah memenuhi ruang parkir taman. Ada yang sudah lari duluan mencari tempat. Ayo, kita ambil tikar dulu. Kataku dambil menunjuk tikar di tepi pagar besi. Tikar sudah ditandai dengan potongan kain berwarna biru lansung diambil rombongan akbar, Rayan nafis, Lutfi, dan Abiyu.
Disitu kita kembangkan tikar nya, kataku sambil menujuk ke arah pohon-pohon yang menjulang tinggi. Tidak berdaun lebat tapi karena jarak tanam yang tidak telalu jauh jadilah tempatnya mudah di intip cahaya mentari. Setelah tikar digelar aku mengajak anak-anak untuk berswa foto.
Aku mau berfoto di dekat kadal kata Habibi. Bole tapi di sini dulu sambil menunjuk tempat tiang besi setengah lingkaran. Saat dibidik semua laki menaiki lingkaran atas dan duduk dengan gaya Masing-masing. Sedangkan anak perempuan didepan sambil tersenyum dan gaya gerakan tangan.
Menuju patung kadal, nah di sini hanya laki laki yang ambil bagian karena rupanya dibagian badan patung merupakan tempat sampah. Sambil menunggu arahan, akupun mengarahkan anak berfoto di dekat bundaran. Ada tempat duduk di pinggir pagar. Dekat patung gajah yang merupakan Icon Duri. Akupun mengabadikan keceriaan ada Abiyu dengan tingkah polosnya, kenal yang berusaha naik gajah, Nabigah yang bergantung di belalai , Aulia, Dzakira, Alika, Kinaya, Azizah, serta Rayan yang duduk dekat Gajah.
Sambil berlarian kamipun menuju tempat duduk karena acara akan dimulai. Kesempatan yang tak mungkin terulang dua kali, ada rasa senang di raut wajah mereka. Tak lama berselang Rehan,Azasqia dan hanif datang. Acara pun dimulai, dan lagi-lagi ada suara deru di udara. Spontan saja suana tambah gembira dengan sorak dan tawa. Seakan-akan helikopter juga ambil bagian pada Tarhib Ramadhan hari ini.
Hanya sebentar suasanapun terkondisikan dengan lantunan ayat suci yang dibawakan oleh Nizam dengan suara yang merdu. Disusul dengan sambutan dari kepsek Ms Anita Sofya, serta sambutan dari bu Dewi perwakilan Komite. Selanjutnya ada doa yang dipimpin ustadz Irwan Darma dan tausyiah yang disampaikan ustadz Syafei.
Menjelang makan bersama, semua murid bermaaf-maafan dengan seluruh Guru. Tak ketinggalan juga semua anggota komite yang hadir. Semua larut dalam suasana baru. Apalagi saat acara diserahkan kepada komite satu persatu anak yang berbakat tampil membawakan sholawat dengan berbagai variasi. Tak lupa vil bagian Habibie dan Abiyu. Tak peduli nasi yang ditinggalkan. Akupun segera mendekat dan tersenyum serta membidik dengan tombol gawai yang sudah siap sedia jika diperlukan. "Klik" Mereka pun tersenyum dan terus bershalawat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar