Rabu, 15 Maret 2023

Kuraih Gupres 2023

 

Tahun ajaran baru 2022 sudah berlalu sekitar beberapa minggu. Minggu yang sibuk dengan kondisi dan perkenalan dengan siswa baru. Apalagi tahun ini adalah tatap muka pertama setelah covid. Bagi siswa dan guru hal sangat menyenangkan karena bisa bertatap muka langsung baik antar siswa maupun antar siswa dan guru. Tahun ajaran 2022/2023 aku mendapat tugas sebagai walas kelas IVE. Ada murid baru pindahan dari Assofa Pekanbaru dan ada juga yang pindah kembali ke mutiara karena setahun pandemi pindah ke MI karena situasi belajar tidak stabil. 

Saat diajak oleh bu eni untuk ikut gupres aku menolak. Perwakilan setiap kecamatan hanya satu orang. Aku berharap bu eni mau ikut. Karena rasa tak mungkin untuk ikut dengan alasan tidak pernah membuat Karya Ilmiah berupa PTK. Walau tak pandai membuat PTK kami pun tak mau kecamatan pinggir mengutus guru tanpa persaingan. Karena kata ms Anita Sofya hanya satu nama baru yang ikut mendaftar. Jangan mau kalah, kita harus ikut seleksi kata bu Eni. Diapun tertawa. Secara berseloroh akupun juga tak mau orang menang bay.

Karena semangat empat lima bak kata pepatah. Serta semangat dari mr Beni dan ms An. Dengan terpaksa aku menerima usulan bu Eni untuk ikut. Dalam hati aku berdoa semoga bu Eni terpilih sebagai utusan Pinggir. Selama dua hari kami sibuk mengumpulkan berkas. Selama itu pula tangan kanan kami yang bernama bu Eka ikut andil mengedit dan mengirim berkas. Pengiriman berkas yang tinggal hitungan menit pun terasa sangat cepat berlalu. Walau dimenit terakhir dengan perundingan yang alot antara mr Beni dan orang dinas akhirnya berkas pun terkirim. 

Esoknya saat bertemu dengan bu Eni, kami selalu tertawa. Semboyan tidak boleh memberi kawan menang telak tanpa perlawanan. Padahal kami belum pernah membuat PTK, tapi sudah seperti sudah punya pengalaman saja. PDnya terlalu kuat. Padahal kalau ditanya terus terang aku memang lebih baik mundur. Malu rasanya kalau ikut tapi tak menang. 

Setelah diadakan seleksi berkas, akhirnya diputuskan bu War diutus untuk mewakili guru dari Kecamatan Pinggir untuk ke Bengkalis. Saat itu rasanya tak tahu apa yang mau dikatakan. Aku berusaha membujuk bu Eni saja yang ikut. Tapi apa hendak dikata semua mengarah kepadaku. Sejujurnya, aku tidak tahu apa yang mau dipersiapkan. Ms An bantu, suara itu seakan berusaha menenangkan. Aku memandang kearah suara yang lembut dan meyakinkan. Kulihat ms An tersenyum penuh arti. Rasanya sulit untuk menolak. Saat itu jangankan untuk tertawa, senyum pun sangat mahal. 

Ada dilema apakah diizinkan suami atau tidak. Hanya itu kendala yang rasanya sulit tapi harus kulalui. Tapi persiapan terus dilakukan. Kita kerjakan di perpustakaan ya kata ms An. Setelah bagi tugas aku membuat karya ilmiah, bu Eni, ms An, mr Beni rangkap tugas menyiapkan berkas. Antara membuat PTK dan nest praktisi akhirnya aku putuskan untuk membuat best praktisi. Mencari judul dan menyesuaikan dengan pembelajaran yang sudah dilakukan jadilah judul 


Sehari menjelang keberangkatan best praktis pun siap. Serta power poin pun selesai tapi tidak sempat mempresentasikan di depan ms An apakah sudah layak atau belum. Berkali kali kuulang membaca best praktice yang baru siap. Ada rasa tak percaya karena baru pertama membuat dan itu harus disajikan di depan juri. Untuk berbicara saja lidah sudah kecut apalagi menerangkan. 

Bagaimana mau menyajikan sekarang kata ms An? Aku hanya ingin mendengarkan ms An bagaimana cara berbicara di depan juri, kataku menjawab. Karena ms pernah meraih Kepsek Berprestasi dan juara satu. Tentu ada trik tertentu menghadapi juri dikala kita tidak ingat materi. 

Perjalanan ke Bengkalis utusan pinggir terdiri dari guru dan kepala sekolah SD serta guru dan kepala TK. Menaiki mobil Brio warna kuning bu Ani, kami pun merapat di Bengkalis. Sekitar jam satu siang kami sudah sampai di hotel Marina. Setelah chek in kamipun diarahkan untuk menunjukan surat dari dinas dari kecamatan dan menyerahkan berkas ke panitia acara. Serta mengambil nasi kotak dan snack. 

Menuju lantai tiga kami menaiki tangga. Karena perjalanan  yang panjang dan agak melelahkan kami berusaha untuk santai. Kebetulan kamar kami bersebelahan. Aku bersama bu mumun sedangan bu Ani bersama bu Liken. 

Kamar yang berlatar pantai sangat terkesan dengan hembusan angin dan riak air laut yang khas. Momen ini ku rekam dan posting di chat WA grup. Memandang lepas ke laut ada guratan warna lembayung jingga yang cantik. Tak lama berselang magrib pun menyapa dengan alunan suara azan dari kejauhan. 

Menunggu malam pembukaan acara yang dinantikan. Dengan berpakaian putih dan hitam seluruh peserta gupres se-Kabupaten Bengkalis hadir di ruang pertemuan lantai dasar. 








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  Guruku Tersayang Hari guru memang hari yang spesial bagi setiap individu. Karena setiap individu selalu berintegrasi mulai dari lahir. Mak...