Sabtu, 15 Juli 2023

Etalase Cinta

Part 1

Pendar cinta yang bersemi, menguatkan hasrat Dadang untuk menemui kekasih hati. Sudah setahun merantau ke negeri yang terkenal dengan buah salak dan danau yang terkenal yaitu Danau Toba. Jauh dari sanak keluarga sudah merupakan hal yang biasa. Tapi jauh dari impian hati berarti ada ruang yang kosong di relung yang hampa tanpa cerita. 

Di jalan yang sepi, menuju sekolah tempat pujaan hati mengajar, Dadang sudah siap dengan gaya yang gentlemen. Pakai mobil sedan dan duduk dibelakang setir sesekali matanya mengawasi beberapa orang yang lewat. Apalagi perempuan yang berjalan memakai jilbab. Dadang selalu mengamati dengan teliti, mana tahu itu Winda. Ya, dalam benaknya hanya terbayang wajah gadis yang selalu memikat hati. Maklum Winda merupakan kembang desa yang cantik. Wajahnya bagaikan kelopak cinta dengan dagu yang runcing dan berkulit putih. Winda gadis yang berbudi baik, ramah, dan suka tersenyum. 

Teeet Teeet! bunyi klakson mobil di depannya membuyarkan lamunan Dadang. Kalau mengemudi jangan tidur, suara sopir di depannya menyeruak melewati kaca jendela yang tertutup setengah. Dengan cepat Dadang menguasai diri. Maaf Bang, kata Dadang sambil menurunkan kaca mobil. Alhamdulillah, selamat ujar Dadang dan melaju ke pintu gerbang SMK yang berjarak sekitar sepuluh meter. 

Di pintu gerbang hanya ada beberapa siswa yang duduk sambil menunggu jemputan. Dadang pun turun dan menemui siswa yang sedang asik bercanda di bangku taman sekolah. Dek, bu Winda ada. Bu Winda yang mana bang? Di sini bu Winda ada dua ada guru bahasa Inggris dan ada guru Matematika. Dadang pun mengeryitkan dahi, Dadang tidak tahu waktu Winda kuliah mengambil jurusan apa. Spontan saja Dadang menyebutkan ciri-ciri Winda. Oh itu, bu Winda sudah pulang, bang. 

Dadang masuk ke mobil dan mencari tempat tinggal Winda seperti alamat yang sudah dikantonginya. Rumah biru bertingkat sebelah kiri sebelum pertigaan. Akhirnya mobil sedan pun terparkir di depan teras kos Winda. Sambil merapikan baju, Dadang memencet bel yang ada di sisi pintu. Bel yang berbunyi itu mengagetkan Winda. Bel Assalamu'alaikum lansung dijawab dengan waalaikum salam. Setelah memakai hijab Winda membuka pintu. Tiba-tiba terkejut bagai petir disiang bolong. Winda tak menyangka Dadang datang setelah beberapa tahun tak ada kabar berita. 

Penampilan Dadang yang sudah tak seperti saat mereka semasa SMA lagi. Tambah gagah sudah pasti. Dengan tersenyum dan wajah bersemu merah karena mata Dadang tak berhenti menatap ke arahnya Winda menyuruh Dadang masuk dan duduk. Next

2 komentar:

  Guruku Tersayang Hari guru memang hari yang spesial bagi setiap individu. Karena setiap individu selalu berintegrasi mulai dari lahir. Mak...