Berselancar di dunia maya, tak sengaja ada postingan buah bewarna ungu. Memandang saja sudah tak kuat lagi ingin memakan. Buah yang dulu selalu ku petik saat berjalan di sudut pematang sawah. Rasa manis pada buah yang sudah merekah sempurna. Ada linangan air pertanda buah yang sudah sangat matang. Kadang juga suka dikunjungi lebah dan kumbang.
Buah yang sudah masak ditandai dengan mereka hanya kulit pembungkus buah. Kulit yang terbelah di bagian tengah buah seakan membelah buah karena tak sanggup lagi menahan daging isi yang semakin membesar. Buah yang berwarna ungu kehitaman ada bintik bintik putih pada buahnya. Setelah kulit mengelupas akan tinggal isi seperti isi buah manggis dan lama kelamaan akan merekah.
Buah yang dikenal dengan nama Senduduk [Melastoma malabathricum] merupakan tumbuhan liar yang bunganya bermahkota ungu. Orang Sunda meyebutnya harendong, di Jawa namanya kluruk atau senggani, dan di Sumatera dikenal senduduk.
Tanaman khas perkampungan ini memiliki khasiat sebagai obat luka. Juga, digunakan sebagai obat sakit gigi, penyembuhan dan penguatan rahim bagi wanita yang baru melahirkan dengan meminum air rebusan akarnya, hingga obat pendarahan rahim.
Sejumlah masyarakat di Indonesia sejak lama menggunakan senduduk sebagai bahan sayuran dan obat-obatan tradisional.
Tanaman khas perkampungan ini memiliki khasiat sebagai obat luka. Caranya, daun dikunyah, ditumbuk, dan dioleskan pada luka sebagai pasta, atau dicincang halus dan diperas. Air perasan dioleskan pada luka untuk menghentikan pendarahan.
Tak hanya itu, air rebusan daunnya dapat digunakan untuk mengobati luka bekas cacar dengan cara membasuh luka tersebut. Senduduk juga bermanfaat sebagai obat disentri dan sakit perut.
Tanaman ini juga digunakan sebagai obat sakit gigi, penyembuhan dan penguatan rahim bagi wanita yang baru melahirkan dengan meminum air rebusan akarnya, hingga obat pendarahan rahim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar