Berasa angin membelai mesra seisi ruangan labor IPA SMA IT Mutiara. Kehadiran untuk menjalin silaturahmi sesama ortu dan para guru tak seperti biasanya. Ada sesuatu goresan dilema yang tak terungkap dengan sendirinya. Namun pada pertemuan ini sengaja atau tak sengaja. Semua terungkap sudah.
Aku sengaja menunjuk Ulfa, saat salah seorang murid diminta untuk membaca ungkapan hati yang telah ditulis di kelas. Ulfa saja bu Rifa, kataku. Aku ingin tahu seberapa besar keberaniannya. Begini ungkapan hatinya, ".....
Bunda kau bagaikan matahari.....
Ada rasa haru yang sulit ku terjemahkan. Tak terasa butiran bening mengalir membasahi kedua pipiku.
Dia putri satu-satunya diantara empat bersaudara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar