Memasuki gerbang taman Bung Hatta, suasana sangat meriah. Mentari pagi menyelinap di balik dedaunan dan menyapa seisi taman. Tugu proklamator masih berdiri dengan gagah. Sesekali aku lempar pandangan ke sisi ruang taman. Bunga-bunga yang mekar pun menyiratkan pancaran kehidupan. Semua melambangkan kesyahduan alam yang sulit terlupakan.
Suasana pagi masih lengang dari beberapa sudut taman banyak warga yang duduk sambil bermain gawai. Kebanyakan mereka menunggu toko buka. Semua santai seiring irama syahdu musik khas minang. Nyaman ditelinga, so pasti. Inilah ranah minang yang terkenal dengan tatanan kehidupan dikala belum tumpah ruah.
Kota yang terkenal dengan desain-desain dan pernik lebaran serta cendramata. Biasanya seiring menit berjalan akan mulai dipenuhi pengunjung. Dari sisi manapun kita datang icon Bukittinggi selalu menunjukan waktu. Jam gadang dengan penulisan huruf yang khas ini selalu menarik simpati untuk dikunjungi.
Disisi kanan atas pohon-pohon besar berdaun rindang sesekali menggugurkan daun. Ada bunga sakek yang tumbuh bersemi di pangkal dahan. Ini menandakan pohon sudah berusia tua. Tidak itu saja dibagian batang, cabang dan ranting dililit lampu hias serta sabut kelapa sebagai media tanam bunga anggrek.
Siang menjelang bunga-bunga di taman tampak disiram petugas. Jalanan yang dipenuhi taburan dedaunan juga disapu memakai mobil penyapu jalan dari dinas lingkungan. Jalan yang tak pernah lengang dalam sekejap lansung bersih tanpa mengganggu arus lalu lintas.
Lain dengan area taman dan tempat duduk untuk bersantai dedaunan masih melayang terkadang hinggap di kain dan menari di tiup angin. Seirama suara uir-uir yang bersahutan dari balik daun hijau. Semua berpadu dengan tingkah sepatu kuda yang setia menemani penikmat berkeliling kota.
Sedingin hembusan angin yang senantiasa mengantarkan irama nyanyian tentang "Ibu." Suara merdu dari seorang pengamen yang membuat hatiku terenyuh. "Ibu dengarkanlah aku ingin berjumpa," sepenggal lirik yang mampu mengutak atik pikiran dan perasaan. Semua bercampur menjadi satu. Teriring doaku untuk semua Ibu.
Fotonya boleh tuh
BalasHapusMenarik untuk disambangi
Yok, bu Ovi rihlah ke Bukittinggi
BalasHapus